NewsJun 25, 2025

Panduan Merancang Sistem Air Bersih Gedung yang Efisien dan Berkelanjutan

Panduan Merancang Sistem Air Bersih Gedung yang Efisien dan Berkelanjutan

Sistem air bersih dalam sebuah gedung adalah salah satu infrastruktur vital yang sering kali luput dari perhatian. Padahal, sistem ini berperan krusial dalam menunjang kesehatan penghuni dan keberlanjutan operasional. Hal ini karena sistem air bersih yang efisien a menjamin pasokan air yang memadai dan higienis. Selain itu, sistem air bersih berkontribusi pada penghematan energi dan biaya jangka panjang, serta mengurangi dampak lingkungan. 

Mengabaikan proses perancangan dapat menyebabkan berbagai masalah. Diantaranya adalah pasokan air yang tidak stabil, kualitas air yang buruk, hingga peningkatan biaya operasional yang tidak perlu. Lantas, bagaimana merancang sistem air bersih gedung yang efisien? Silakan simak artikel berikut sampai selesai.

Cara Merancang Sistem Air Bersih Gedung yang Efisien

Merancang sistem air bersih gedung yang efisien adalah langkah krusial dalam pembangunan infrastruktur modern. Sebab sistem ini akan memastikan ketersediaan air yang cukup bagi penghuni. Selain itu, sistem air bersih berperan penting dalam efisiensi energi, pengurangan biaya operasional, dan keberlanjutan lingkungan.Berikut adalah beberapa cara merancanga sistem air bersih yang efisien: 

1. Menentukan Kebutuhan Air Bersih

Langkah pertama dalam perancangan sistem air bersih adalah menghitung kebutuhan air gedung secara akurat.  Untuk melakukannya, hitung kebutuhan air berdasarkan jenis dan jumlah penghuni, fungsi bangunan, serta jumlah dan jenis peralatan yang menggunakan air (toilet, shower, dapur, irigasi). Perhitungan ini harus mencakup konsumsi air harian rata-rata dan puncak. 

Selain itu, hitung tekanan air yang dibutuhkan dan pastikan tekanan sesuai. Hal ini karena tekanan yang terlalu rendah akan mengganggu fungsi peralatan dan kenyamanan, sedangkan tekanan terlalu tinggi dapat merusak pipa dan fitting

Metode yang umum digunakan adalah menghitung Unit Beban Alat Plambing (UBAP) berdasarkan jenis dan jumlah alat sanitasi yang ada. Total UBAP ini kemudian dikonversi menjadi debit air harian dan puncak untuk menentukan kapasitas sistem secara keseluruhan. 

Sebagai contoh, untuk gedung dengan 592 penghuni, maka kebutuhan air bersih harian diperkirakan sekitar 56,83 m³ dalam penggunaan terbesarnya di setiap harinya. Jadi, sistem harus setidaknya mampu memenuhi kebutuhan tersebut. 

2. Pemilihan Sumber Air dan Sistem Penyimpanan

Langkah kedua adalah mengidentifikasi sumber air yang akan digunakan. Data ini akan menjadi dasar penentuan kebutuhan pengolahan air agar air memenuhi standar air bersih yang aman untuk dikonsumsi dan digunakan.

Sumber air dapat berasal dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), sumur bor, atau kombinasi keduanya. Pemilihan sumber air harus mempertimbangkan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas pasokan. Lebih dari itu, penting untuk melakukan pengujian kualitas air awal untuk mengetahui karakteristik fisik, kimia, dan biologisnya.

Setelah sumber air ditentukan, langkah selanjutnya adalah merancang sistem penyimpanan yang efisien. Umumnya, digunakan dua jenis tangki: tangki bawah (ground tank) untuk menampung air dari sumber dan tangki atas (roof tank) untuk distribusi ke seluruh gedung. 

3. Desain Jaringan Perpipaan

Langkah ketiga dalam merancang sistem air bersih gedung yang efisien adalah perencanaan jaringan pipa distribusi. Desain yang tepat memastikan aliran air yang lancar, mengurangi potensi kebocoran, dan meminimalkan biaya operasional.

Desain jaringan perpipaan harus mempertimbangkan jalur distribusi, jenis pipa, dan dimensi yang sesuai untuk memastikan aliran yang efisien dan aman. Jalur distribusi yang tepat dapat meminimalkan hambatan dan jarak tempuh, sementara pemilihan jenis pipa yang sesuai akan menjamin ketahanan terhadap korosi dan faktor lingkungan. Dimensi pipa yang tepat juga sangat penting untuk mengoptimalkan kapasitas aliran tanpa menyebabkan kebocoran atau pemborosan energi. 

4. Pemilihan dan Penempatan Pompa

Pompa berfungsi untuk mengalirkan air dari tangki bawah ke tangki atas atau langsung ke sistem distribusi. Oleh karena itu, pompa menjadi komponen penting yang harus diperhatikan.

Pemilihan pompa harus mempertimbangkan head (tekanan) yang diperlukan dan kapasitas aliran. Selain itu pompa juga harus diletakkan secara  strategis. Tujuannya adalah untuk meminimalkan kehilangan tekanan dan memastikan distribusi air yang merata

5. Sistem Distribusi dan Kontrol

Sistem distribusi air harus dirancang agar air dapat mengalir ke setiap titik penggunaan dengan tekanan yang cukup. Hal ini dicapai melalui penggunaan katup kontrol, seperti katup penutup dan katup pengatur tekanan, yang berfungsi untuk mengatur aliran dan menjaga kestabilan tekanan agar sistem tidak mengalami kerusakan.

Penerapan sistem smart plumbing juga dapat dilakukan. Sistem ini dapat mendeteksi kebocoran atau gangguan lainnya secara dini. Selain itu, sistem smart plumbing juga memungkinkan identifikasi masalah dengan lebih cepat, sehingga meminimalkan downtime dan mengurangi potensi kerugian pada sistem distribusi.

RIIFO-INDO-BUILD-TECH-2025

Oleh karena itu, penting untuk merancang sistem air bersih dengan tepat. Jika diperlukan, konsultasikan dengan ahli untuk mendapatkan solusi yang optimal. Jika Anda membutuhkan konsultasi lebih lanjut mengenai sistem perpipaan, Anda dapat berdiskusi langsung dengan ahli untuk mendapatkan panduan yang lebih mendalam.

Jika Anda membutuhkan konsultasi lebih lanjut dan mendalam mengenai sistem perpipaan, Anda memiliki kesempatan untuk berdiskusi langsung dengan para ahli dari RIIFO. RIIFO akan hadir di IndoBuildTech 2025 yang diselenggarakan di ICE BSD pada tanggal 2-6 Juli 2025. Anda bisa mengunjungi booth mereka di Hall 9, Booth 9-B-5 untuk mendapatkan informasi yang lebih detail dan solusi spesifik untuk kebutuhan sistem perpipaan Anda.

Trustpilot